Description
Penulis : Parni Hadi
ISBN : 978-602-53452-4-1
Cover : Soft Cover
Halaman : 193 Halaman
Berat : 370 gr
Ukuran : 13 x 19 cm
Pemesanan Hubungi : 0812 8847 4150 (whatsapp)
______________________________________________________________________________________________________
Reportase Puitis ini adalah genre jurnalisme dengan seni. Semoga buku ini dapat berguna bagi perkembangan jurnalisme dan menjadi bagian dari literasi tentang jurnalisme bagi orang awam praktisi medsos yang bukan berprofesi sebagai wartawan. Minimal, Reportase Puitis ini dapat mewarnai jurnalisme medsos.
Dengan membaca buku ini kita mengenal Pak Parni lebih dalam, yang ditulisnya di sini adalah benar-benar reportase suasana hati untuk menyikapi berbagai peristiwa dan fenomena yang terjadi di sekitarnya, sehingga kalau membaca artikel, harap dibaca pula waktu dibuatnya. Pada saat anak pertama lahir pada tahun 1975, dia menuliskan “Untuk Anakku” yang berisi tentang sistem nilai dan harapan-harapannya terhadap masa depan keberadaannya.
Rahmad Riyadi
Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika
“Human interest, intelectually alert, sceptical, not cynical” termasuk ilmu kewartawanan yang ditularkan Pak Parni Hadi untuk para wartawan. Juga
kredo “berpikir miring saat reportase, tapi harus berpikir lurus dalam berkarya jurnalistik”. Ayat-ayat Jurnalisme Profetik yang melekat dalam diri Pak Parni Hadi kian lengkap beriringan dengan syair-syair dikalbui Puisi Jurnalisme Profetik di buku ini.
Priyambodo RH
Ombudsman Multimedia & Internasional LKBN ANTARA;
Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr Soetomo/LPDS 2008-2018
Apa yang menonjol dari seorang Parni Hadi? Kreatif! Orang kreatif ialah orang yang cerdik, yang tidak dapat diam, yang senantiasa berinisatif, orang
yang selalu mencari solusi, sesuatu yang menyegarkan, dan jangan lupa, juga orang yang kritis, terkadang nyinyir tapi sekaligus sering lucu. Dan Oom
Parni, begitu saya memanggilnya, termasuk dalam klaster ini. Makanya di manapun dia ditempatkan pasti dia “bunyi.” Kumpulan Reportase Puitis ini cermin dari kreatifitas Parni Hadi! Bagaimana jurnalistik yang harus faktual, dapat disajikan dengan “rasa!”
Parni
Sudah terkapar
Masih bilang, aku tetap wani!!!
Wina Armada Sukardi
Ahli Hukum Pers/Penyair
Saya mengenal tulisan Pak Parni Hadi: nakal, lincah, terkadang dibaurkan dalam filoso fiparikan Jawa, adalah nalar karya dengan kedalaman fikiran
yang kuat dan bermartabat. Itulah tokoh jurnalis senior hadir kembali mengisi puisi-puisi Indonesia dengan kata-kata. Bukan Parni Hadi kalau berpidato tanpa kelakar dan hentakan-hentakan bermakna, naik turun mempesona pendengarnya. Pidatonya pun terkadang nakal, tapi ada ruh yg diluncurkan untuk membentuk imajinasi orang-orang yang hadir, terkadang muncul seketika kata-kata puitis menyelinap dalam pidatonya.
M. Rohanuddin
Direktur Utama Radio Republik Indonesia (2015-2020